7.topone.id – Dalam rangka meningkatkan kesehatan warga, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Solok mengadakan Rapat Koordinasi (Rakor) Kesehatan Masyarakat. Kegiatan Rakor itu berlangsung di Aula Mami Hotel Solok, Senin (11/11/2024), dan diikuti oleh 60 peserta dari berbagai bidang terkait kesehatan di kota tersebut.
Peserta yang hadir meliputi Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas), Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Kepala Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan (PSDK), serta para Kepala Puskesmas se-Kota Solok.
Selain itu, program pemegang Gizi, Promkes, Ibu dan Anak, serta 17 petugas Puskesmas Pembantu (Pustu) di Kota Solok turut berpartisipasi dalam Rakor ini.
Didampingi Kepala Bidang Kesmas, Hartini, kegiatan Rakor tersebut dibuka langsung oleh Kepala Dinkes Kota Solok, Elvi Rosanti.
Dalam sambutannya, Elvi Rosanti menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk menyelesaikan permasalahan kesehatan masyarakat. Kerja sama dari berbagai pihak harus terus digalakkan sesuai peran dan fungsi masing-masing.
“Ini penting untuk memastikan program-program kesehatan dapat berjalan efektif, dan sesuai arah kebijakan transformasi layanan primer. Komitmen, konvergensi, serta evaluasi program menjadi kunci utama dalam pencapaian hasil yang lebih baik,” jelas Elvi Rosanti.
Dikatakannya, Rakor ini menjadi wadah strategis untuk mendiskusikan langkah-langkah peningkatan kesehatan masyarakat, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan.
“Kami berharap, Rakor ini menghasilkan solusi nyata untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan masyarakat di Kota Solok,” ucapnya.
Kegiatan ini juga menghadirkan narasumber dari Dinkes Provinsi Sumatera Barat, dr. Marryo Borry WD, MARS, yang memberikan pandangan terkait transformasi layanan primer.
dr. Marryo Borry WD, MARS menjelaskan pentingnya penyelarasan program kesehatan untuk memastikan indikator kesehatan masyarakat dapat tercapai.
“Rakor ini bertujuan untuk menyinkronkan program, dan mengintegrasikan berbagai karakteristik yang berbeda dari masing-masing pemegang program di Puskesmas, sehingga program kesehatan masyarakat dapat lebih terarah dan sinergis,” sebut dr. Marryo Borry.
Ia juga menyoroti beberapa masalah kesehatan yang masih menjadi tantangan di Sumatera Barat pada 2024, seperti anemia pada ibu hamil, stunting, wasting, dan underweight pada anak-anak.
Menurutnya, permasalahan tersebut memerlukan perhatian khusus, terutama melalui optimalisasi peran Posyandu di era transformasi layanan primer.
“Harapan kami, Rakor ini dapat menjadi momentum untuk meningkatkan efektivitas program kesehatan demi kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya. (Rd)