Ketua Forum Komunikasi Wartawan Solok (F-Kuwas), Drs. Raunis (Roni Natase)
7.topone.id – Visi dan misi Bupati Solok Epyardi Asda bersama Solok Super Tim (SST), yang ingin menjadikan Kabupaten Solok terbaik dari yang baik di Sumatra Barat (Sumbar), dinodai oleh Kepala Bidang (Kabid) Pengelolaan Informasi Publik (PKP) Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Kabupaten Solok, berinisial DL.
Kabid PKP Diskominfo Kabupaten Solok tersebut dinilai tidak bekerja secara profesional sebagaimana layaknya pengabdian Aparatur Sipil Negara (ASN) yang lainnya pada Pemerintah Kabupaten Solok.
Menanggapi persoalan tersebut, Ketua Forum Komunikasi Wartawan Solok (F-Kuwas), Drs. Raunis (Roni Natase), di Solok Kamis (30/05/2024), angkat bicara. Ia menyebutkan pasca tiga bulan belakangan ini sejak bergantinya Kabid PKP Diskominfo Kabupaten Solok dengan yang baru, kemitraan antara insan pers dengan Diskominfo hancur berantakan dan saling tidak percaya.
Menurutnya, Kabid PKP Diskominfo Kabupaten Solok itu sering merilis opini-opini Bupati Solok, yang isinya bertolak belakang dengan kenyataan. Hal tersebut tentunya bisa mencoreng niat tulus Bupati Solok Epyardi Asda selama ini.
“Amat sangat disayangkan, kalau hal ini dibiarkan terus menerus dan tidak diantisipasi oleh Bupati Solok Epyardi Asda. Kami meyakini dampaknya bakal berakibat pada visi dan misi Bupati Solok yang telah digagas selama ini, yang telah mendapat nilai tertinggi dari pemerintahan pusat,” kata Roni Natase.
Ketua F-Kuwas tersebut menilai dimana kinerja Kabid PKP Diskominfo Kabupaten Solok yang tidak profesional itu, diyakini bakal merusak visi dan misi dari Bupati Solok Epyardi Asda. Selain tidak profesional, Kabid PKP Diskominfo Kabupaten Solok juga dinilai tidak mendukung visi dan misi dari bupati.
“Untuk itu, sudah selayaknya Bupati Solok Epyardi Asda mengkaji ulang dan menempatkan orang-orang yang profesional dan mengerti di bidangnya.
Karena yang terjadi di Diskominfo itu, seakan-akan jabatan Kabid lebih tinggi dari Kepala Dinas (Kadis), dan hal itu terjadi di Diskominfo Kabupaten Solok,” sebutnya.
Ini sangat memiriskan, lanjutnya, dimana niat tulus Bupati Solok Epyardi Asda dinodai oleh orang-orang kepercayaannya sendiri. Saat ini, kinerja tak becus yang mempertontonkan bau busuk dari Kabid PKP Diskominfo Kabupaten Solok itu menjadi buah bibir yang tak sedap di kalangan awak media yang bertugas daerah setempat.
“Pelayanan terbaik Kabid PKP dan Stafnya Diskominfo Kabupaten Solok (Yang sebelumnya) yang selama ini terdepan memberikan contoh terbaik, dan menjadi contoh bagi staf Diskominfo daerah lainnya, terutama di Sumatra Barat (Sumbar),” ungkapnya.
Hal hasil kini, imbuhnya, pasca bergantinya jabatan Kabid PKP dari yang lama ke yang baru, dimana jabatan tersebut ditempati oleh orang kepercayaan Bupati Solok, tiga bulan terakhir pelayanan terbaik yang menjadi moto terdepan diterapkan Bupati Solok selama ini hancur berantakan. Malah mempertontonkan jabatan Kabid lebih tinggi dari Kadis Kominfo.
“Kinerja Kabid PKP dan orang-orang sekitarnya tak becus. Mirisnya lagi malah mempertontonkan sikap adu domba yang bermuara memecah belah kalangan awak media yang bertugas di daerah itu. Dan sejumlah awak media, merasakan dan mempertanyakan hal itu,” bebernya.
Diungkapkannya, awak media juga merasakan sejak tiga bulan belakangan ini dalam pemberian pelayanan, terindikasi pilih kasih alias terjadi memecah belah dan membeda-bedakan awak media. Hal itu sering terlihat dan terjadi saat giat Bupati dan OPD yang mewakili giat Bupati Solok.
“Para senator wartawan hebat, wartawan dekat bupati atau wartawan kawakan selingkar orang dekat Diskominfo diikutkan secara sembunyi-sembunyi dengan menggunakan SPPD dari Diskominfo,” ungkapnya lagi.
Parahnya lagi, disebutkannya, terlihat saat adanya acara jumpa pers, yang merupakan keinginan Bupati Solok untuk mengekspos suatu kegiatan penting bupati ketengah publik, kegiatan itu diberitau atau diikuti oleh kalangan media cuma untuk orang-orang dekat sekitar Diskominfo dan orang dekat bupati saja, yang lebih indah dikenal dengan “Wartawan Istana”.
Lebih lanjut Roni Natase mengatakan, terhadap momen publikasi pariwara dan laporan khusus yang merupakan hak dari media, pesanan yang sudah di “ACC” oleh Kadis Kominfo, malah sang Kabid membuat wartawan seperti bola pimpong, oper ke DPRD, ke Sekretaris Kominfo, staf, lalu tendang lagi ke Kadis, lalu bola mati di tangan sang Kabid.
“Sangat luar biasa gaya kerjanya. Kami yakin sepandai-pandai menyimpan barang yang busuk, lambat laun pasti bakal tercium juga. Dan kami dari awak media bakal telusuri sampai tuntas, dan kami tidak akan tinggal diam,” ujarnya.
Wartawan senior tersebut meyakini, dengan kinerja seperti itu dipastikan bakal mengganggu jalanya pemerintahan. Selain itu, bakal menjadi batu penghalang Ketua TP-PKK Kabupaten Solok untuk menuju BA 1 H, dan bakal mengganggu Bupati Solok untuk otewe menuju BA 1 Sumbar yang sedang dipopulerkan.
“Sebelumnya, saat ditanya kepada Bupati Solok dan Sekda, jawabannya tidak ada wartawan Kominfo, tidak ada wartawan bupati, dan tidak ada wartawan istana, yang ada adalah wartawan bertugas di Pemkab Solok,” jelasnya.
Parahnya lagi, kata Roni Natase, saat wartawan yang datang ke Diskominfo yang bermaksud meng-SPJ-kan langganan koran, pariwara, iklan, press release, kliping dan sebagainya. Ada-ada saja tingkah laku staf disana, sombongnya minta ampun. ada izin lah, ke Padang lah, ada giatlah, ngantuklah, capeklah. Pada hal, mereka ada di tempat.
“Pertanyaannya, apakah kinerja dinas seperti itu yang diperintah Bupati Solok…???. Pada hal para awak media datang dari daerah yang berjauhan, dan makan biaya. Yang lebih menyedihkan dan menggorok leher awak media yang bertugas di Pemkab Solok saat ini,” pungkasnya. (Rd)