Mantan Bupati Solok dua periode, sekaligus Calon Anggota DPR RI 2024 Dapil Sumbar 1, Dr. H. Gusmal, SE, MM Datuak Rajo Lelo, bersama masyarakat Muara Panas
KABUPATEN SOLOK – Berhasil menjadi “Role Model” (Panutan) bagi pegawai di birokrasi Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Solok, sekaligus menjadikan DR. H. Gusmal, SE, MM Datuak Rajo Lelo sosok yang dirindukan milenial Sumatera Barat (Sumbar), khususnya milenial Solok Raya.
Keberhasilan Gusmal Datuak Rajo Lelo sebagai kepala daerah dua periode (2005-2010 dan 2016-2021), serta kemampuannya memperlihatkan cerminan karakter perilaku masyarakat Solok di tingkat nasional, juga menjadi salah satu indikator milenial untuk selalu bersilaturahmi, berbagi informasi serta pengalamannya dalam memimpin Kabupaten Solok.
Selain milenial, pemilih pemula pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang pun juga berkemauan besar untuk menjalin silaturrahmi dengan sosok, yang tak pernah lupa dengan orang yang pernah ia temuinya itu.
Seperti pada Selasa (10/10/2024), Calon Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) 2024 Daerah Pemilihan (Dapil) Sumatera Barat (Sumbar) 1, Gusmal Datuak Rajo Lelo bersilaturahmi dengan masyarakat Nagari Muara Panas Kecamatan Bukit Sundi Kabupaten Solok.
Dalam kunjungan Gusmal Datuak Rajo Lelo ke Nagari Muara Panas tersebut, banyak aspirasi yang ditampungnya sekaligus masyarakat setempat juga berharap, serta mendukung sepenuhnya dan mengantarkan Gusmal Datuak Rajo Lelo ke parlemen di Senayan pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 mendatang.
Kemampuan kepemimpinan Gusmal Datuak Rajo Lelo (Mantan Bupati Solok), serta kehadirannya yang dapat diterima oleh seluruh kalangan, menjadi alasan kuat bagi masyarakat setempat untuk menumpangkan, berharap dan memperjuangkan aspirasi dari masyarakat Muara Panas itu di DPR RI.
Selain itu, ide, gagasan, terobosan dan program-program Gusmal Datuak Rajo Lelo melalui pemerintah pusat dalam pembentukan karakter milenial yang bertaqwa di Sumbar ini, juga sangat dibutuhkan masyarakat terkhusus di Solok Raya, yang sekarang ini sangat terancam dengan perilaku-perilaku yang menyimpang.
Ketokohan Gusmal Datuak Rajo Lelo sebagai Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Kabupaten Solok (Tokoh adat), juga dinilai mampu, dan juga sebagai panutan untuk menjadikan milenial Sumbar sebagai generasi yang terus melestarikan kebudayaan Minangkabau, di tengah gempuran pengaruh teknologi yang bisa menjauhkan milenial dari keimanan.
Pembentukan dan mempertahankan karakter generasi Minangkabau yang berfalsafah Adat Basandi Syara’-Syara’ Basandi Kitabullah (ABS-SBK), merupakan salah satu filosofi hidup yang dipegang dalam masyarakat Minangkabau, sebagai kerangka kehidupan sosial baik secara horizontal maupun vertikal.
Sebelumnya, setelah terdaftar di Daftar Calon Sementara (DCS), Gusmal Datuak Rajo Lelo langsung melakukan sosialisasi dan menyerap aspirasi di Wilayah Dapil 1 Sumbar.
“Alhamdulillah, saya disambut dengan antusias oleh masyarakat. Tidak hanya masyarakat Kabupaten Solok, tapi juga masyarakat Solok Raya (Kabupaten Solok, Kota Solok, Solok Selatan) dan masyarakat di Dapil 1 Sumbar yang terdiri dari 11 kabupaten/kota. Ternyata, mereka (11 daerah di Dapil Sumbar 1), sudah mengenal saya dengan sangat baik, meski ada yang baru pertama kali bertatap muka dengan saya,” ungkap Gusmal Datuak Rajo Lelo.
Terbiasa Diragukan, Gusmal Datuak Rajo Lelo Jawab dengan Pembuktian
Saya sudah terbiasa diragukan, bahkan direndahkan, untuk mampu bersaing dalam setiap kontestasi. Tapi, disaat saya diragukan itulah saya telah berulang kali mampu membuktikan.
Di tahun 2003-2004, saya diragukan banyak pihak akan diamanahkan menjadi Sekda Kabupaten Solok. Karena waktu itu, banyak pejabat-pejabat Pemerintah Kabupaten Solok dan dari daerah lain yang lebih diunggulkan menjadi Sekda saat itu.
Di kontestasi Pilkada Kabupaten Solok 2005, saya juga diragukan bakal menang, karena banyak tokoh-tokoh yang tampil di Pilkada Kabupaten Solok 2005. Bahkan ada 6 pasangan yang bersaing. Justru, saat saya diunggulkan di Pilkada 2010, dengan status incumbent (Petahana), saya malah tidak terpilih.
Di Pilkada Kabupaten Solok 2015, saya kembali diragukan bakal terpilih. Banyak tudingan negatif, pembusukan, fitnah dan pembunuhan karakter kepada saya. Apalagi, isu yang dikembangkan adalah saya sebagai mantan narapidana. Tapi, dengan keyakinan yang kuat, saya bisa dipercaya masyarakat.
Apa Kuncinya?
Ikhlas, sabar dan tawakkal. Banyak ujian yang sudah saya hadapi. Saya sudah terbiasa menghadapi tantangan dan keraguan. Kuncinya, adalah dengan menjaga pergaulan dan silaturahim tak pernah rusak. Insya Allah, saya tak pernah menyakiti dan menganiaya orang.
Saya meyakini, karena itulah jalan saya selalu dimudahkan Allah. Satu hal lagi yang menjadi faktor kunci bagi saya adalah selalu membaca Al Qur’an. Saya meyakini, membaca Al Qur’an menjadi terapi bagi otak. Sehingga, diumur hampir 70 tahun ini, saya tetap bisa berfikir, bahkan hingga bisa menyelesaikan S3 (Doktor) saya beberapa waktu lalu. (Rd)
