Menu

Mode Gelap
How To Handle Every Movie Challenge With Ease Using These Tips 20 Questions You Should Always Ask About Playstation Before Buying It The Most Influential People in the Green House Industry and Their Celebrity Dopplegangers Technology Awards: 6 Reasons Why They Don’t Work & What You Can Do About It

News · 21 Oct 2024 WIB ·

Petinggi Gerindra di Sumbar Dinilai Tak Peduli Perjuangan Paslon Bupati dan Wabup Solok JFP-Candra


 Petinggi Gerindra di Sumbar Dinilai Tak Peduli Perjuangan Paslon Bupati dan Wabup Solok JFP-Candra Perbesar

7.topone.id – Masyarakat dan Tokoh politik Kabupaten Solok menilai petinggi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) di Sumatera Barat (Sumbar), terkesan tidak peduli dengan perjuangan Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Wabup Solok Jon Firman Pandu SH dan H. Candra, SHI (JFP-Candra) untuk memenangkan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Solok 2024.

Menurut masyarakat dan tokoh politik Kabupaten Solok itu, dimana para petinggi Partai Gerindra di Sumbar tersebut hanya fokus terhadap kemenangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur (Wagub) Sumbar Mahyeldi-Vasco.

Persaingan yang begitu sengit ketiga Paslon Bupati dan Wabup pada Pilkada Kabupaten Solok, telah membuat keraguan 3 ratus ribuan masyarakat Kabupaten Solok yang akan mendatanginya Tempat Pemungutan Suara (TPS), untuk memberikan suaranya pada 27 November 2024 mendatang.

Banyak pendapat dari masyarakat ataupun tokoh politik Kabupaten Solok yang menyebutkan, jika petinggi Partai Gerindra di Sumbar hanya fokus pada kemenangan Mahyeldi-Vasco, tentunya Paslon Bupati dan Wabup Solok JFP-Candra akan tumbang pada Pilkada Kabupaten Solok 2024 nanti.

Salah satu masyarakat Kabupaten Solok yang meminta agar namanya belum ditulis pada pemberitaan ini, di Solok Senin (21/10/2024), mengatakan Gerak Cepat (Gercep) untuk memenangkan Calon Gubernur dan Wagub Sumbar Mahyeldi-Vasco tidak terlihat pada pergerakan untuk memenangkan Paslon Bupati dan Wabup Solok JFP-Candra. Baik secara pertemuan dengan masyarakat, ataupun di Media Sosial (Medsos).

“Padahal, Paslon Bupati dan Wabup Solok JFP-Candra adalah pasangan yang sejalan dengan pemilihan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar Mahyeldi-Vasco, dimana Paslon itu sama-sama diusung oleh Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS),” paparnya.

Dikatakannya, ketidakpedulian terhadap perjuangan Paslon Bupati dan Wabup Solok JFP-Candra itu, hal tersebut sangat bertolak belakang dengan keinginan Ketua Umum (Ketum) Gerindra Prabowo Subianto, yang sekarang telah menjadi Presiden Republik Indonesia (RI).

“Sejalannya antara pusat, provinsi dan Kabupaten Solok tentunya hal itu menjadi harapan besar bagi masyarakat Kabupaten Solok untuk mewujudkan percepatan pembangunan di berbagai bidang di Kabupaten Solok, dan alasan untuk memenangkan Paslon JFP-Candra pada Pilkada 2024,” ujarnya.

Diketahui, Selain JFP adalah Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra Kabupaten Solok, dirinya sekaligus tokoh muda Kabupaten Solok yang militan untuk membesarkan partai besutan Prabowo Subianto tersebut.

Perjalanan politik di Partai Gerindra sekaligus telah menempatkan dirinya sebagai anggota, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Solok dan pada 2020, posisi Wabup Solok pun ditempati setelah memenangkan Pilkada Kabupaten Solok yang berpasangan dengan Epyardi Asda.

Selain itu, harapan besar masyarakat Kabupaten Solok juga tertompangkan pada Paslon Bupati dan Wabup Solok JFP-Candra, yang dianggap bisa membawa perubahan untuk menyatukan seluruh unsur, dan elemen masyarakat di Kabupaten Solok tersebut.

Tagline “Sejuk dan damai” oleh pasangan JFP-Candra itu sangat direspon masyarakat, dimana sebelumnya kondisi dinamika politik di daerah setempat cukup tinggi, sehingga berdampak pada tidak kondusifnya suasana di tengah-tengah masyarakat Kabupaten Solok.

Kegaduhan dan ketidakharmonisan hubungan eksekutif dan legislatif yang kerap dipertontonkan juga telah viral sampai ketingkat nasional, sehingga Kabupaten Solok yang dikenal dengan daerah yang beradab menjadi perbincangan tak elok publik, serta menjadi daerah yang ditakuti untuk dikunjungi.

Tidak hanya sampai disitu, kegaduhan dan ketidakharmonisan antara eksekutif dan legislatif (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah/DPRD) tersebut, juga berimbas pada perpecahan di tengah-tengah masyarakat Kabupaten Solok yang notabenenya suka bergotong royong, empati dan santun dalam menyampaikan kritikan dan masukan. (Rd)

Artikel ini telah dibaca 125 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Pihak Tambang Emas Solok Sebut Keluarkan Jatah Wartawan Rp58 Juta Perbulan

23 October 2024 - 12:24 WIB

Sarat Pengalaman, Laporan Tim Hukum NC-LM Mentah di Gakkumdu Kota Solok

21 October 2024 - 07:49 WIB

Destinasi Wisata Pulau Belibis Jadi Tempat Temu Santai FP3KN Solok

20 October 2024 - 22:55 WIB

Tak Libatkan Keluarga di Pemerintahan Salah Satu Alasan Warga Kota Solok Memilih Nofi Candra pada Pilkada 2024

20 October 2024 - 17:40 WIB

Dinsos Kota Solok Salurkan Bantuan Nutrisi Pangan pada 50 Penyandang Disabilitas

17 October 2024 - 20:14 WIB

Jamin Mutu Pelayanan, UPTD LABKESDA Kota Solok Jalani Akreditasi Kedua Secara Daring dan Luring

16 October 2024 - 22:46 WIB

Trending di News