Oleh: Astri Delfa Mery, S.Pd
RA Al-Qur’an Kota Solok
Abstrak
Permasalahan dalam penelitian ini adalah kemampuan anak mengenal huruf masih rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan anak mengenal huruf melalui permainan jemuran huruf. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas, yaitu suatu penelitian yang bersifat meningkatkan praktek pembelajaran guru untuk memperbaiki proses pembelajaran yang dilakukan.
Subjek penelitian adalah anak RA Al-Qur’an Kota Solok Kelompok Bougenville yang berjumlah 12 orang. Data yang digunakan adalah persentase dengan tabel distribusi frekuensi yang diperoleh dari observasi, dokumentasi, dan teknik analisis data. Berdasarkan hasil penelitian siklus I kemampuan anak mengenal huruf masih rendah sesuai dengan persentase tingkat keberhasilan, pada siklus II kemampuan anak mengenal huruf meningkat sangat tinggi terlihat dari persentase kemampuan anak untuk setiap indikatornya. Dapat disimpulkan bahwa melalui permainan jemuran huruf dapat meningkatkan kemampuan anak mengenal huruf di RA Al-Qur’an Kota Solok.
Kata kunci: Mengenal Huruf, Permainan Jemuran Huruf
Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) merupakan salah satu pendidikan usia dini yang berumur sekitar 4-6 tahun. Pendidikan di TK bertujuan untuk membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai agama, sosial, emosional, kemandirian, kognitif, bahasa, fisik/ motorik dan seni untuk siap memasuki sekolah dasar.
Dalam Undang-Undang (UU) Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Bab I, Pasal I, Butir 14 menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir, sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Melalui pendidikan di TK, anak diharapkan dapat mengembangkan semua potensi yang dimilikinya baik perkembangan nilai moral dan agama, sosial emosional dan kemandirian, fisik, seni, dan bahasa, dimana pembinaan dilakukan melalui rangsangan yang tepat dan benar sesuai dengan karakteristik, dan usianya sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Salah satu bidang pengembangan kemampuan dasar yang dikembangkan di TK adalah kemampuan berbahasa. Kemampuan berbahasa anak akan ditunjukkan dengan anak mampu mengenal huruf, menghubungkan dan memahami bahwa ada hubungan antara bahasa lisan dan tulisan pra-membaca awal.
Mengenal lambang huruf sangat penting bagi anak dalam mendukung perkembangan bahasa terutama pada lingkup perkembangan keaksaraan. Oleh karena itu sangat dipandang perlu menanamkan konsep dasar untuk mengenalkan huruf pada anak, dengan cara yang menyenangkan dengan tujuan memberikan pembelajaran tanpa memberi beban melebihi kematangan belajar di usia mereka.
Dalam pembelajaran untuk mengenal huruf, hendaknya dilakukan melalui metode pembelajaran dan permainan-permainan yang menarik bagi anak, sehingga anak tidak merasa bosan dan terpaksa. Oleh sebab itu para pendidik dituntut untuk kreatif dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi anak didiknya.
Pada umumnya anak hanya mampu menyebutkan huruf akan tetapi tidak dapat menunjukkan huruf yang mereka sebutkan baik itu huruf vokal maupun huruf konsonan. Oleh karena itu maka perlu dilakukan penelitian tentang Peningkatan Kemampuan Anak Mengenal Huruf melalui Permainan Jemuran Huruf di Raudhatul Athfal (RA) Al-Qur’an Alhidayah Kota Solok. Melalui permainan jemuran huruf diharapkan anak mampu mengenal huruf dengan baik, karena bermain merupakan dunianya anak-anak.
Tinjauan pustaka
Hakikat Mengenal Huruf Depdiknas dalam Sulianah (2012:100), mengenal huruf adalah merupakan kegiatan yang melibatkan unsur auditif (pendengaran) dan visual (pengamatan). Kemampuan mengenal huruf dimulai ketika anak senang mengeksplorasi buku dengan cara memegang atau membolak-balik buku.
Sedangkan Burnett dalam Waraningsih (2014:8) menyatakan bahwa mengenal huruf merupakan hal penting bagi anak usia dini yang didengar dari lingkungannya baik huruf latin, huruf Arab dan lainnya.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa mengenal huruf merupakan hal penting bagi anak usia dini yang melibatkan pendengaran, dan pengamatan untuk menjadi pembaca dan penulis yang mandiri dan lancar.
Mengenal huruf adalah penting bagi anak TK dan perlu diajarkan dengan metode bermain karena merupakan kegiatan yang menyenangkan, tidak membebani anak dan memerlukan energi sehingga anak dapat mempelajari bahasa secara utuh belajar sesuai yang diajarkan/diharapkan untuk mempersiapkan diri dalam belajar membaca dan menulis.
Schickedanz dalam Seefeldt (2008:375) mengatakan bahwa belajar huruf-huruf di TK menciptakan dasar untuk mulai membaca di kelas satu. Ada beberapa pendekatan untuk mengajar abjad kepada anak-anak TK: huruf di dalam sebuah tema, huruf di dalam nama, huruf dari pekan.
Hakikat Bermain
Bermain merupakan kebutuhan manusia sepanjang rentang kehidupan, dalam kultur manapun. Bagi anak-anak, bermain bukan hanya menjadi kesenangan tetapi juga suatu kebutuhan yang mau tidak mau harus terpenuhi. Kegiatan bermain memungkinkan anak belajar tentang diri mereka sendiri, orang lain, dan lingkungannya. Dalam kegiatan bermain, anak bebas untuk berimajinasi, bereksplorasi, dan mencipta sesuatu.
Menurut Depdiknas (2002:1), mengatakan bahwa bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dan menimbulkan kesenangan/kepuasan bagi diri seseorang. Santrock dalam Suryana (2013:138), mengartikan bermain (play) adalah setiap kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkannya, tanpa mempertimbangkan hasil akhir.
Sedangkan Hurlock (1978:320) bermain adalah setiap kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkannya, tanpa mempertimbangkan hasil akhir yang dilakukan secara sukarela, tanpa paksaan, atau tekanan dari pihak luar.
Permainan Jemuran Huruf
Permainan jemuran huruf merupakan permainan yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan anak mengenal huruf, yang melibatkan huruf-huruf dan kata-kata, dimana secara tidak disadari anak memperkaya kosakatanya baik dari pikirannya sendiri maupun dari orang lain.
Permainan ini menggunakan metode sintesa (Montessori), bahwa unsur huruf tidak akan bermakna jika tidak bergabung/sintesa dengan huruf lain. Permainan membaca Montessori dilakukan dengan menggunakan bantuan gambar pada setiap memperkenalkan huruf. Permainan jemuran huruf ini menggunakan bahan dari kayu, mempunyai rentangan untuk menjemur macam-macam gambar dan huruf serta kata.
Selain itu diperlukan penjepit, macam-macam gambar, lembaran kartu huruf dan kartu kata. Dalam permainan ini, anak mencari gambar yang disukainya kemudian menggantungkannya pada jemuran, setelah itu anak mencari kartu kata yang sesuai dengan gambar yang sudah digantung pada jemuran serta mencari kartu huruf sesuai dengan kata, menyebutkan huruf-hurufnya, lalu menggantungkannya pada jemuran.
Metode Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), yaitu bentuk penelitian praktis yang dilaksanakan guru di kelas untuk menemukan solusi dan permasalahan yang timbul, agar mutu atau kualitas hasil belajar anak meningkat.
Menurut Arikunto (2008:3), penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di Kelompok Bougenville RA Al-Qur’an Kota Solok.
RA Al Qur’an ini terletak di Jalan Tembok Raya Nan Balimo Kota Solok, kelasnya terdiri dari tujuh kelas yang merupakan ruang belajar. Murid RA Al-Qur’an berdomisili di Kota Solok.
Subjek penelitian ini adalah anak RA Al-Qur’an kelompok bougenville dengan jumlah murid 12 orang yang terdiri dari 5 orang anak laki-laki dan 7 orang anak perempuan.
Dalam hal ini peneliti berkolaborasi dengan teman sejawat sebagai kolaborator dalam kegiatan pembelajaran yang bernama Yosi Agusti, S.Pd.I. Data dikumpulkan melalui format observasi, dokumentasi dan diolah melalui persentase.
Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dimana tiap siklus terdiri dari 3 kali pertemuan, dimulai dengan siklus pertama yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan (observasi) dan refleksi, kemudian dilanjutkan dengan siklus kedua dengan melakukan perbaikan kegiatan pembelajaran berdasarkan hal yang telah ditemukan dan hal-hal yang belum tercapai pada siklus satu.
Instrumen penelitian yang digunakan antara lain: format observasi dan format dokumentasi yaitu berupa foto-foto kegiatan guru dan anak, RKH, penilaian, portofolio, dan catatan anekdot.
Data yang diperoleh dari hasil observasi melalui kegiatan pembelajaran akan dianalisis. Seluruh data digunakan untuk mengambil kesimpulan dari tindakan yang dilakukan. Data yang dianalisis dalam persentase dengan menggunakan rumus untuk mengukur meningkatnya kemampuan anak mengenal huruf dalam Syafril (2010:18) sebagai berikut:
P = F x 100%
N
Keterangan:
P = angka persentase
F = Frekuensi aktivitas siswa
N = Jumlah anak dalam satu kelas
Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada siklus I, pelaksanaan pembelajaran sudah sesuai dengan rencana namun belum mencapai keberhasilan yang diharapkan. Hal ini terlihat dari rata-rata persentase anak yang memperoleh nilai sangat tinggi dari aspek ke satu sampai ke lima masih rendah.
Hasil rekapitulasi peningkatan kemampuan anak mengenal huruf melalui permainan jemuran huruf pada siklus I pertemuan pertama anak yang memperoleh nilai sangat tinggi 19,47%, pada pertemuan kedua naik menjadi 27,78%, dan pada pertemuan ketiga naik lagi menjadi 41,67%.
Dari hasil rekapitulasi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa terjadi peningkatan antara pertemuan pertama, kedua, dan ketiga tetapi belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Agar kemampuan mengenal huruf anak lebih meningkat lagi, maka peneliti melanjutkan ke siklus II dengan meningkatkan permainan agar lebih menarik dan menyenangkan bagi anak, dengan cara melombakan masing-masing anak dalam mencari kartu kata dan menyusun huruf.
Pada siklus II kemampuan anak mengenal huruf juga mengalami peningkatan. Hal itu dapat dilihat dari persentase anak yang memperoleh nilai sangat tinggi pada ketiga aspek yang diamati sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Siklus II pertemuan pertama anak yang memperoleh nilai sangat tinggi 58,33%, pada pertemuan kedua naik menjadi 72,21%, dan pada pertemuan ketiga naik lagi menjadi 7,88%.
Dari hasil rekapitulasi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa terjadi peningkatan antara pertemuan pertama, kedua, dan ketiga dan sudah mencapai Ktriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada siklus II, kemampuan anak mengenal huruf sudah meningkat dibandingkan siklus I.
Hal ini terlihat dalam kemampuan anak dalam menyebutkan huruf vokal, menyebutkan huruf konsonan, dan menghubungkan gambar dengan kata. Ketiga aspek yang diukur tersebut sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sehingga tidak perlu dilakukan penelitian selanjutnya.
Pembahasan
Hasil penelitian yang telah diuraikan pada siklus I dan siklus II tentang peningkatan kemampuan anak mengenal huruf melalui permainan jemuran huruf di RA Al-Qur’an Kota Solok, ada beberapa hal yang menarik untuk dibahas lebih lanjut.
Pada kondisi awal diperoleh gambaran kemampuan bahasa anak dalam mengenal huruf masih rendah dimana sebahagian besar anak di kelompok bougenville RA Al-Qur’an Kota Solok mengalami kesulitan ketika diadakan kegiatan pembelajaran mengenal huruf.
Hal ini karena alat dan media yang digunakan guru kurang menarik dan sangat terbatas, sehingga pembelajaran kemampuan bahasa dalam hal ini mengenal huruf tidak menyenangkan bagi anak. Pembelajaran huruf di TK hendaknya dilakukan melalui kegiatan bermain sesuai dengan slogan pendidikan anak usia dini, “Bermain Sambil Belajar, Belajar Seraya Bermain”. Artinya, aktivitas-aktivitas anak lebih ditekankan pada ciri-ciri bermain.
Melalui bermain itulah sesungguhnya anak belajar. Permainan-permainan yang dirancang untuk menstimulasi aspek-aspek tertentu dapat diberikan, asal menarik bagi anak, tidak terlalu rumit, melibatkan peran aktif semua anak, dapat dilakukan secara berkelompok atau berpasangan, dan tidak berpotensi memancing perseteruan fisik (Musfiroh, 2005:13).
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa melalui bermain dapat membantu anak mengembangkan kemampuan mengenal huruf, dalam hal ini permainan yang dipilih adalah permainan jemuran huruf.
Melalui permainan jemuran huruf, anak mampu mengenal huruf dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya kemampuan anak mengenal huruf sesuai aspek yang diamati dari kondisi awal hingga siklus II sebagai berikut.
Aspek pertama kemampuan anak menyebutkan huruf vokal dengan nilai sangat tinggi, pada kondisi awal enam belas koma tujuh persen, pada siklus I meningkat menjadi lima puluh persen, dan pada siklus II meningkat lagi menjadi seratus persen. Dengan demikian kemampuan anak mengenal huruf melalui permainan jemuran huruf sudah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), hal ini sesuai dengan Permendiknas Nomor 58 tahun 2009, yang menyatakan bahwa mengenal huruf merupakan pengetahuan dasar bagi anak sehingga anak mampu mengenal tulisan dan kata yang ada disekitarnya.
Aspek kedua, kemampuan anak menyebutkan huruf konsonan dengan nilai sangat tinggi pada kondisi awal delapan koma tiga puluh tiga persen, pada siklus I meningkat menjadi empat puluh satu koma enam puluh tujuh persen, dan pada siklus II meningkat menjadi delapan puluh tiga koma tiga persen. Ini berarti permainan jemuran huruf dapat meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal huruf.
Oleh karena itu peneliti mengenalkan huruf melalui permainan jemuran huruf, yang disertakan dengan gambar yang ada tulisannya sehingga memudahkan anak untuk mengenali huruf.
Aspek ketiga kemampuan anak menghubungkan gambar dengan kata dengan nilai sangat tinggi pada kondisi awal delapan koma tiga puluh tiga persen, pada siklus I meningkat menjadi tiga puluh tiga koma tiga puluh tiga persen, pada siklus II meningkat menjadi delapan puluh tiga koma tiga persen. Hal ini berarti bahwa melalui permainan jemuran huruf dapat meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal huruf.
Permainan membaca Montessori dilakukan dengan menggunakan bantuan gambar pada setiap memperkenalkan huruf. Untuk itulah peneliti mengenalkan permainan huruf melalui permainan jemuran huruf yang disertakan dengan gambar yang ada tulisannya sehingga memudahkan anak untuk mengenali kata dan huruf.
Berdasarkan keterangan di atas dapat dilihat bahwa peningkatan kemampuan anak mengenal huruf secara umum sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Anak sudah mampu dalam menyebutkan huruf vokal, anak sudah mampu menyebutkan huruf konsonan, anak sudah mampu menghubungkan gambar dengan kata. Oleh sebab itu penelitian ini dihentikan pada siklus II pertemuan ketiga karena peningkatan kemampuan mengenal huruf anak sudah tercapai.
Simpulan dan Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil simpulan agar tujuan peningkatan kemampuan bahasa anak terutama dalam hal mengenal huruf dapat tercapai sesuai dengan tingkat pencapaian perkembangan anak maka diperlukan strategi dan pendekatan yang sesuai dengan karakteristik pembelajaran di TK, yaitu melalui metode bermain dengan menggunakan alat permainan edukatif yang menarik, yang dapat melibatkan anak didik dalam kegiatan yang menyenangkan sehingga dapat merangsang peningkatan kemampuan mengenal huruf anak khususnya di RA Al-Qur’an Kota Solok.
Permainan jemuran huruf merupakan salah satu dari sekian banyak cara untuk meningkatkan kemampuan mengenal huruf anak yang dapat dilakukan guru terhadap anak didiknya. Permainan dan berbagai alat permainan edukatif memegang peranan sangat penting untuk memberikan rangsangan positif, terhadap munculnya berbagai potensi bahasa anak terutama dalam hal mengenal huruf yang baik dan benar sebagai kesiapan untuk proses membaca permulaan.
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini diajukan beberapa saran yang dapat membangun demi kesempurnaan penelitian pada masa yang akan datang berikut ini. Dalam pemilihan media pembelajaran dan alat permainan seorang guru sebagai pendidik hendaknya harus pintar memilih agar pesan yang ingin disampaikan kepada anak teralisir dengan baik dan tepat sasaran.
Agar terciptanya pembelajaran yang kondusif dan menarik minat anak, sebaiknya guru lebih kreatif dalam merancang kegiatan pembelajaran yang disajikan dalam bentuk bermain. Sekolah hendaknya menyediakan alat-alat permainan yang dapat meningkatkan kemampuan mengenal huruf anak, sebagai tahap membaca permulaan melalui berbagi macam bentuk permainan dan media yang menarik bagi anak.
Dengan menggunakan permainan jemuran huruf ini dapat menambah wawasan peneliti dalam menciptakan permainan yang beragam di TK. Bagi peneliti yang lain disarankan agar dapat lebih kreatif dalam menggunakan metode-metode pembelajaran dan menemukan metode serta permainan yang lain yang dapat meningkatkan kemampuan mengenal huruf anak, agar anak lebih tertarik untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Daftar Rujukan
Arikunto, Suharsimi, Suhardjono & Supardi (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Depdiknas. (2002). Kurikulum dan Hasil Belajar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas (2006). Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI.
Musfiroh, Tadkiroatun (2005). Bermain sambil Belajar dan Mengasah Kecerdasan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Permendiknas Nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Poerwadarminta, W.J.S. 1984. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Seefeldt, Carol & Barbara A. Wasik. (2008). Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT. Macanan Jaya Cemerlang
Trisniwati (2014). Peningkatan Kemampuan Mengenal Huruf melalui Metode Permainan Kartu Huruf pada Kelompok B1 TK ABA Ketanggungan Wirobrajan Yogyakarta. Skripsi Yogyakarta: PG-PAUD FIP UNY
Yamin, Martinis & Jamilah Sabri Sanan (2013). Panduan PAUD Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Referensi (Gaung Persada Press Group). ***