Menu

Mode Gelap
How To Handle Every Movie Challenge With Ease Using These Tips 20 Questions You Should Always Ask About Playstation Before Buying It The Most Influential People in the Green House Industry and Their Celebrity Dopplegangers Technology Awards: 6 Reasons Why They Don’t Work & What You Can Do About It

News · 3 Mar 2022 WIB ·

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Menggunting


 Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Menggunting Perbesar

Oleh: Yosi Agusti
RA Al-Qur’an Kota Solok

Abstrak – Berdasarkan pengamatan di RA Al-Quran Kota Solok Sumatera Barat (Sumbar), keterampilan motorik halus anak belum begitu berkembang. Beberapa anak menunjukkan keterlambatan dalam keterampilan motorik halusnya terutama menggunting, yang ditandai dengan belum terampilnya anak dalam menggunting. Faktor penyebab yang lain yaitu, lemahnya koordinasi mata dan otot-otot tangan.

Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas pembelajaran motorik halus, guru belum menggunakan media lain yang lebih variatif dalam kegiatan menggunting. Sehingga anak kurang tertarik dan mengakibatkan kurang optimalnya perkembangan motorik halus.

Kata Kunci: Motorik Halus, Menggunting, Anak Usia Dini

Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang diselenggarakan untuk mengembangkan keterampilan, yang merupakan pendidikan dasar serta mengembangkan diri secara utuh sesuai dengan asas pendidikan sedini mungkin, dan sepanjang hayat.

Sumantri (2005:143), menyatakan bahwa keterampilan motorik halus adalah pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil. Seperti jari-jari jemari dan tangan sering membutuhkan kecermatan, dan koordinasi mata dan tangan keterampilan yang mencakup pemanfaatan dengan alat-alat untuk bekerja dan objek yang kecil atau pengontrolan terhadap mesin misalnya, mengetik, menjahit, menggunting dan lain- lain.

Dari 12 anak, yang terdiri dari 6 putra dan 6 putri di RA Al Qur’an Kota Solok yang dapat melakukan kegitan menggunting tanpa dibantu, hanya 1 anak yang mampu. Malahan masih ada juga anak-anak yang belum pandai memegang gunting.

Maka untuk meningkatkan penguasaan gerak motorik halus anak, peneliti menggunakan kegiatan menggunting dengan teknik yang tepat dan melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang dituangkan dalam sebuah judul “Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Menggunting pada Anak Kelompok Jambu di RA Al-Quran Kota Solok”.

Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan PTK. Menurut Wina Sanjaya (2010: 26), PTK adalah proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri, dalam upaya untuk memecahkan masalah dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata, serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Penelitian ini dilaksanakan di RA Al-Qur’an, dimana RA Al-Qur’an berada di pusat Kota Solok yang masyarakat utamanya bekerja sebagai pegawai, baik pemerintah atau swasta. Selain itu banyak juga yang bekerja sebagai pedagang di pasar.

Kegiatan PTK ini dilaksanakan tiga kali pertemuan dalam tiga siklus. Pertemuan pertama Siklus I, dilaksanakan pada tanggal 22 September 2021. Pertemuan kedua Siklus II, dilaksanakan pada tanggal 3 Oktober 2021.

Proses pembelajaran di RA Al-Quran Kota Solok dilaksanakan setiap hari senin sampai dengan kamis, dimulai dari pukul 07.30 WIB, dan berakhir pukul 12.00 WIB. Hari Jumat dan Sabtu 07.30 WIB, dan berakhir pukul 10.30 WIB.

Fasilitas yang dimiliki seperti 7 ruang kelas yang nyaman dimana setiap kelas ada kamar kecil/wc. Selain itu juga ada ruang aula, halaman bermain yang luas dan lainnya.

Subyek pada penelitian ini adalah Kelompok B (Jambu), di RA Al Qur’an Kota Solok yang jumlah anak didik sebanyak 12 orang anak, yang terdiri dari 6 anak perempuan dan 6 anak laki-laki.

Deskripsi Hasil Penelitian

Pra Tindakan, dimana hasil observasi peningkatan kemampuan motorik halus anak melalui menggunting pola garis lurus, pada siswa kelompok B (Jambu) di RA Al Qur’an Kota Solok, sebelum tindakan dapat diperoleh data pada tabel berikut.

Berdasarkan hasil perolehan pratikum, hanya ada anak yang berkembang sesuai harapan (Tuntas). Hasil rata-rata presentase mendapat hanya 8,3 % saja, maka Peneliti merencanakan tindakan sebanyak 3 siklus untuk mendapatkan hasil perolehan sebesar 85 % secara klasikal.

Siklus I, Tahap I Perencanaan Tindakan I, dimana Siklus I direncanakan dalam satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 270 menit tiap kali pertemuan, dengan menyiapkan Instrumen yang meliputi, lembar penilaian pemberian tugas dalam kegiatan, menyiapkan Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) dengan tema kebutuhan, sub tema pakaian, sub-sub tema baju serta menyiapkan LKPD pakaian.

Rencana kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu Kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

Tahap 2, Pelaksanaan Tindakan I, dimana tahap pelaksanaan tindakan dilaksanakan dalam satu hari dengan satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 270 menit dengan menyiapkan RPPH.

Proses Pembelajaran Kelompok B (Jambu)

Guru mengadakan penelitian di Kelompok B (Jambu), dari hari Kamis tanggal 22 September 2021, di mulai pukul 7.30 WIB sampai 12.00 WIB.
Siklus I Pertemuan I, dikegiatan awal anak-anak berbaris sebelum masuk kelas dan melompat sambal berhitung, kemudian anak sholat dhuha dan privat iqra.

Dikegiatan pembukaan mengucapkan salam dan doa sebelum belajar, guru melakukan absensi, guru mengajak anak bercakap-cakap tentang pakaian dengan menampilkan Media Sumber Belajar (MSB) tentang pakaian berupa vidio, diselingi dengan tanya jawab. Selain itu, guru juga mengenallkan dan mendemonstrasikan cara menggunting gambar pola baju.

Pada kegiatan inti, anak diberi tugas menggunting, bentuk pakaian. Kegiatan lainnya seperti menghitung kancing baju, membatik dengan lilin. Selain itu, kegiatan ketiga menulis tulisan macam pakain dengan loosepart (batu, kulit kerang, kancing baju dll).

Pada kegiatan akhir, guru melakukan diskusi dengan anak tentang kegiatan yang dilakukan anak hari ini, lalu berdoa mau pulang dan anak bersalaman selanjutnya anak-anak pulang.

Tahap 3, Tindakan Observasi I, dimana hasil penilaian pemberian tugas peningkatan kemampuan motorik halus melalui kegiatan menggunting.

Tahap 4, Refleksi Tindakan siklus I, dimana berdasarkan data yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan pada siklus I dengan Kegiatan Menggunting, mulai adanya sedikit peningkatan dalam kemampuan motorik halus anak. Anak mulai tampak senang dan tidak bosan belajar. Selain itu, anak juga mulai aktif melaksanakan kegiatan.

Masing-masing aspek mengalami peningkatan dari target yang telah ditentukan. Pada hasil karya juga mengalami peningkatan dari 8,3 % menjadi 16,6%, jadi mengalami peningkatan 25%. Maka dilanjutkan dengan siklus II dengan presentase perolehan sebesar 85 %.

Siklus 2 Tahap 1, Perencanaan Tindakan II, dimana Siklus II direncanakan dalam satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 270 menit tiap kali pertemuan, dengan menyiapkan instrument yang meliputi lembar pemberian tugas dalam kegiatan bermain, menggunting
Menyiapkan RPPH dengan Tema Aku Hamba Allah/Sub Tema Tubuhku,
Menyiapkan LKPD bentuk menggunting segi tiga dan segi empat membentuk tubuh.

Rencana kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan penutup.

Tahap 2, Pelaksanaan Tindakan II, dimana tahap pelaksanaan tindakan dilaksanakan dalam hari dengan satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 270 menit, dengan menyiapkan RPPH.

Proses Pembelajaran Kelompok B (Jambu)

Guru mengadakan penelitian di kelompok B (Jambu) dari hari senin tanggal 3 Oktober 2021, di mulai pukul pukul 7.30 WIB sampai pukul 12.00 WIB.

Siklis II Pertemuan 2, dikegiatan awal anak-anak berbaris, bersenam, mengulangi Asmaul Husna, sebelum masuk kelas dan melompat, kemudian anak sholat dhuha dan rivat iqra. Dikegiatan pembukaan dengan mengucapkan salam dan doa sebelum belajar, guru melakukan absensi, guru menganjak anak bercakap-cakap tentang macam anggota tubuh dengan menampilkan Media Sumber Belajar (MSB) tentang tubuh berupa vidio, yang diselingi dengan tanya jawab. Selain itu, guru mengelkan dan mendemonstrasikan cara menggunting membentuk tubuh.

Pada kegiatan inti, anak diberi tugas menggunting membentuk, kegiatan lainnya mengurutkan kartu kata, mencap dengan telapak tangan. Pada kegiatan akhir, guru melakukan diskusi dengan anak tentang kegiatan yang dilakukan anak hari ini, dan berdoa mau pulang, anak bersalaman, selanjutnya anak-anak pulang.

Tahap 3, Observasi II, dimana
hasil penilaian pemberian tugas peningkatan kemampuan motorik halus melalui kegiatan menggunting.

Tahap 4, Refleksi Tindakan Siklus II, berdasarkan data yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan pada siklus II dengan kegiatan menggunting. Adanya peningkatan dalam kemampuan motorik halus anak, dimana anak tampak senang dan tidak bosan belajar. Selain itu, anak juga aktif melaksanakan kegiatan.

Masing-masing aspek mengalami peningkatan dari target yang telah ditentukan. Pada hasil karya juga mengalami peningkatan dari 16,6 % menjadi 41,6 %, jadi mengalami peningkatan 50 %. Pada siklus III sudah mengalami peningkatan 91,6 %, sehingga cukup berhenti sampai di siklis III ini karena 11 anak dari 12 orang anak sudah dikatakan berhasil yaitu Berkembang Sesuai Harapan (BSH), dan Berkembang Sangat Baik (BSB).

Pembahasan Hasil Penelitian

Kemampuan anak dalam mengetahui, dan mampu menyelesaikan masalah dan memecahkan masalah yang dihadapai sehari-hari dengan cara yang kreatif, sehingga kemampuan anak dapat berkembang sesuai harapan dan berkembang sangat baik.

Dalam penelitian ini, akan dibahas masalah yang dihadapi dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak Kelompok Jambu di RA Al Quran Kota Solok, melalui kegiatan menggunting. Kegiatan ini tidak terkait kepada kemampuan motorik halus anak saja, tapi juga akan terkait dengan kemampuan kognitif, sosial emosional anak, dimana anak akan melatih kognitifnya dalam menyelesaikan semua kegiatannya, dan juga akan melatih kesabaran anak dalam mengerjakan setiap lipatan sehingga menjadi bentuk yang diinginkannya. karena dalam pelaksanaannya harus dilakukan secara menarik, bervariasi dan menyenangkan bagi anak.

Berdasrkan nilai perkembangan anak sebelum diberikan tindakan, diketahui bahwa kemampuan motorik halus anak sangat rendah, tingkat perkembangannya hanya mencapai sekitar 8,3 %, yaitu sekitar 1 orang anak saja yang mempunyai kemampuan motorik halus yang cukup baik.

Melihat kondisi demikian, peneliti menggunakan kegiatan menggunting dan terjadi peningkatan secara bertahap. Mulai siklus pertama meningkat menjadi sekitar 16,2 % atau 5 anak, kemudian dilakukan penelitian ulang pada siklus kedua terjadi peningkatan menjadi sekitar 41,6 %, yaitu sekitar 6 orang anak. Mengulang sampai indicator keberhasilan yaitu 85 %, pada siklus tiga mendapatkan 91,6 % yaitu sebanyak 11 anak dari 12 orang anak yang mendapatkan nilai Berkembang Sesuai Harapan (BSH) dan Berkembang Sangat Baik (BSB).

Berdasarkan hasil penelitian di atas, diketahui ada peningkatan kemampuan motorik halus pada anak dilihat dari kondisi awal : 8,6 %, siklus 1 : 16,6 %, siklus II : 41,6 %, dan siklus III 91,6 %. Sehingga presentase kenaikan dari siklus I ke siklus II adalah 25 %. Kemudian kenaikan presentase dari siklus II ke siklus III mengalami peningkatan 50%.

Keberhasilan penelitian dapat terlihat dari keterangan di atas, dimana telah menunjukkan adanya kesesuaian antara teori dengan hasil penelitian. Hal ini dapat terlihat dalam proses pembelajaran anak dalam kegiatan menggunting, yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak Kelompok B (Jambu) RA Al Qur’an Kota Solok.

Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan menggunting dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak Kelompok B (Jambu) RA Al Qur’an Kota Solok.

Kesimpulan

Penelitian tindakan kelas yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Menggunting pada Anak Kelompok Jambu di RA Al Qur’an Kota Solok”. Dilakukan 3 kali pertemuan, siklus I pada tanggal 22 September 2021, siklus II tanggal 3 Oktober 2021, telah meningkatkan kemampuan motoric halus anak.

Kegiatan menggunting, dengan tema kebutuhanku, pada siklus I Sub Tema Pakaian dengan menggunting membentuk baju. Siklus II Sub Tema tubuhku menggunting bentuk tubuhku.

Anak Kelompok Jambu RA Al Qur’an Kota Solok sangat senang mengerjakannya, sehingga 11 dari 12 orang anak berhasil Berkembang Sesuai Harapan (BSH), dan Berkembang Sangat Baik (BSB).

Daftar Pustaka

Ahmad Susanto, Bimbingan dan Konseling di Taman Kanak-kanak,
Jakarta: Kencana, (2015). Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini Pengantar dalam Berbagai Aspeknya, Jakarta: Kencana, (2011). Masganti Sit, “Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini, (Jakarta: Kencana, 2017), Winda Gunarti, dkk, Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2010). Yuliani Nurani Sujiono, Metode Pengembangan Kognitif, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2010).

Asri Budiningsih, (2004). Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Rineka Cipta. Dini P. Daeng Sari, (1996). Metode Mengajar di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Depdikbud. Cucu Eliyawati, (2005). Pemilihan dan Pengembangan Sumber Belajar untuk Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas. Hurlock Elizabeth B (1978). Perkembangan Anak Jilid 1 Edisi keenam, (Med. Meitasari Tjandrasa. Terjemahan).

Jakarta: Erlangga. Harun Rasyid, Mansyur & Suratno (2009). Assesmen Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas. Mistriyanti, (2012). Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Dini. Diakses dari http://haurasyalsabila.blogspot.com pada tanggal 8 November 2013, jam 15.00 WIB.

Rochiati Wiriaatmadja, (2006). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya. Slamet Suryanto, (2005). Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Hikayat.
Suharsimi Arikunto, (1992). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, (2005). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Sujati, (2000). Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: UNY. Sukadiyanto, (1997). Penentuan Tahap Kemampuan Motorik Anak SD. Edisi 1 TH III April Majalah Olahraga. Yogyakarta: FPOK Yogyakarta. Sumantri, (2005). Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas.
Sumanto, (2005). Pengembangan Kreativitas Seni Rupa Anak TK. Jakarta: Depdiknas. Suratno, (2005). Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas. Tadkiroatun Musfiroh, (2008). Bermain Sambil belajar dan Mengasah Kecerdasan. Jakarta: Depdiknas.***

Artikel ini telah dibaca 7 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Warga Kampuang Jawa dan Sekitar Gelar Makan Bajamba Sekaligus Bulatkan Tekad Dukung NC-LM

7 September 2024 - 20:21 WIB

Muak dengan Kericuhan, Tagline Sejuk dan Damai Alasan Gerbong Epyardi Asda Nyatakan Dukungan ke JUARA

7 September 2024 - 09:25 WIB

Hafni Hafiz Ditunjuk Jadi Ketua Tim Pemenangan Mahyeldi-Vasco Kabupaten Solok

7 September 2024 - 05:08 WIB

Pilkada Kota Solok 2024, Upaya Penjegalan NC-LM Melahirkan Gelombang Besar

6 September 2024 - 04:53 WIB

Wawako Buka Pelatihan Problem Solving dan Decision Making Pejabat Pemko Solok

3 September 2024 - 21:03 WIB

Wawako Solok Sambut Rombongan DPW Bundo Kanduang IKM Jakarta

3 September 2024 - 19:49 WIB

Trending di News