7.topone.id – Kota Solok kembali menggelar tradisi atau upacara adat Tulak Bala (Tolak Bala), Sabtu (27/04/2024). Ritual ini digelar di tengah hamparan luas Sawah Solok oleh Siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) 03 Kampung Jawa, majelis guru, wali murid serta masyarakat. Selain itu, ritual tersebut juga dihadiri oleh personil dari Polres Solok Kota.
Kepala Sekolah SDN 03 Kampung Jawa, Aspit menjelaskan bahwa kegiatan yang dimulai dengan menyusuri saluran irigasi di hamparan Sawah Solok tersebut bertujuan untuk melestarikan budaya di Kota Solok, melaksanakan program budaya sekolah, serta pembelajaran Budaya dan Sastra Minangkabau(BSM).
“Dulu ritual Tulak Bala dilaksanakan setiap musim tanam ketika padi berumur satu pekan. Tujuannya agar tanaman padi bisa tumbuh subur dan terhindar dari hama yang bisa merusak tanaman, seperti tikus dan wereng. Hasil panen yang melimpah pun menjadi harapan digelarnya ritual ini,” jelas Aspit.
Aspit mengucapkan terima kasih kepada wali murid yang telah mendukung kegiatan ritual Tulak Bala ini, seluruh majelis guru, serta semua pihak yang telah membantu jalannya kegiatan ini.
Kegiatan ritual Tulak Bala tersebut dibuka oleh Camat Lubuk Sikarah Kota Solok, Elsye Desilina.
“Areal persawahan di Kota Solok ini telah ditetapkan sebagai agrowisata andalan Kota Solok. Untuk mendukung hal ini, berbagai fasilitas, seperti gazebo, telah dipasang untuk lebih memanjakan pengunjung,” terang Elsye Desilina.
Dalam ritual Tulak Bala tersebut, sebanyak 287 orang peserta ritual tolak bala yang terdiri dari siswa, wali murid, majelis guru, dan masyarakat memakai pakaian adat.
Kegiatan ini dimulai dengan berdoa dan zikir bersama di halaman SDN 03 Kampung Jawa, dilanjutkan dengan berjalan menuju hamparan sawah Solok.
Para peserta berjalan bersama-sama membentuk barisan mengelilingi sawah. Mereka berjalan di pematang sawah sembari membaca tasbih (Mengagungkan nama Allah) dan mengumandangkan shalawat nabi (Nabi Muhammad SAW).
Pada beberapa sudut sawah, mereka berhenti sejenak untuk memanjatkan doa yang dipimpin oleh seorang tetua adat. Ritual ini diakhiri dengan makan bersama di tengah sawah, dengan menyantap berbagai macam menu khas Solok. (Rd)