Oleh: Syaiful Rajo Bungsu
7.topone.id – Usia 112 tahun bagi sebuah kabupaten bukan hanya angka, melainkan perjalanan panjang tentang ketahanan, pertumbuhan, dan adaptasi. Kabupaten Solok, dengan alam yang kaya dan kearifan lokal yang kuat, kembali memperingati hari jadinya di tahun 2025 ini. Namun, di balik kemeriahan perayaan, ada “PR” besar yang menanti untuk dituntaskan, yaitu pembangunan manusia.
Falsafah hidup masyarakat Solok, “Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah” (ABS-SBK) menjadi fondasi dalam menjaga harmoni sosial. Namun, kemajuan zaman menuntut lebih dari sekadar kebijaksanaan leluhur. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) kini menjadi ukuran penting sejauh mana daerah ini mampu menyiapkan generasi emasnya.
IPM Solok: Angka Naik, Peringkat Tertinggal
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Solok mencatat, IPM tahun 2023 berada di angka 71,92, sebuah peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya. Sayangnya, jika dibandingkan dengan daerah lain di Sumatera Barat (Sumbar), posisi Kabupaten Solok masih berada di urutan ke-17 dari 19 kabupaten/kota.
Yang menarik, dari tiga indikator utama IPM yaitu kesehatan, pendidikan, dan pendapatan, sektor pendidikan menjadi titik tekan paling krusial. Rata-rata lama sekolah penduduk usia 25 tahun ke atas baru mencapai 8,41 tahun, dan harapan lama sekolah baru 12,73 tahun. Sebuah sinyal kuat bahwa kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) masih perlu dibenahi serius.
Pendidikan: Jalan Panjang Mengubah Nasib Daerah
Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya capaian pendidikan di Kabupaten Solok, mulai dari masalah ekonomi keluarga, keterbatasan akses ke sekolah, kultur sosial, hingga mutu pendidikan yang masih belum merata. Terlebih, persoalan klasik seperti perkawinan dini, minimnya motivasi, dan kurangnya dukungan keluarga semakin memperlebar jurang akses pendidikan.
Namun, di tengah tantangan ini, Solok tak boleh tinggal diam. Ada sederet strategi yang bisa ditempuh untuk membalik keadaan. Mulai dari penyediaan transportasi sekolah, beasiswa, peningkatan mutu pengajaran, penguatan karakter siswa, hingga melibatkan tokoh adat, agama, pemuda, dan dunia usaha dalam membangun ekosistem pendidikan.
Pemetaan Wilayah: Kunci Intervensi yang Tepat Sasaran
Penting bagi Pemerintah Daerah (Pemda) melakukan pemetaan titik-titik rawan putus sekolah, menyesuaikan intervensi dengan karakteristik wilayah, dan memastikan alokasi anggaran berjalan efisien. Kolaborasi lintas sektor mulai dari dinas pendidikan, sosial, kesehatan, hingga pemerintah nagari akan menjadi tulang punggung keberhasilan.
Selain itu, pengumpulan data yang akurat tentang kondisi siswa, sarana prasarana, ekonomi keluarga, hingga motivasi belajar sangat penting untuk memastikan kebijakan tak sekadar “Menebak dalam gelap”.
Butuh Kepemimpinan Berani dan Kolaborasi Luas
Rendahnya rata-rata lama sekolah bukan hanya soal gedung dan kurikulum, tetapi juga kepemimpinan dan komitmen politik. Seorang kepala daerah yang konsisten menggaungkan pentingnya pendidikan, didukung oleh masyarakat yang mulai bergeser pola pikirnya. Dari menganggap sekolah sebagai beban menjadi sebagai pintu masa depan, akan mempercepat kemajuan.
Dalam era digital, Media Sosial (Medsos) pun bisa menjadi alat edukasi yang efektif. Penggunaan WhatsApp Grup (WAG) desa, TikTok, atau Instagram lokal bisa membantu menyebarluaskan cerita sukses, informasi beasiswa, hingga memotivasi anak-anak untuk terus bersekolah.
Roadmap: Solok Menuju Peningkatan SDM
Transformasi ini tidak bisa terjadi dalam semalam. Diperlukan rencana jangka menengah seperti Roadmap Peningkatan Rata-Rata Lama Sekolah 2025–2027:
– 2025: Fondasi, pemetaan masalah, penguatan regulasi, dan kampanye kesadaran.
– 2026: Implementasi intervensi, mulai dari akses, kualitas guru, hingga dukungan ekonomi.
– 2027: Evaluasi program, replikasi model sukses ke wilayah lain, dan penguatan kebijakan berkelanjutan.
Momentum penyusunan RPJMD Kabupaten Solok 2025–2030 adalah saat yang tepat bagi semua pemangku kepentingan duduk bersama merumuskan strategi besar ini. Jika sinergi lintas sektor berjalan dengan solid, bukan hal mustahil posisi IPM Kabupaten Solok akan jauh lebih baik di akhir masa jabatan Bupati Jon Firman Pandu, SH dan Wakil Bupati (Wabup) Solok, H. Candra, SHI.
Bangkit, Petarung, dan Sejahtera: Solok Menuju Masa Depan Gemilang
Hari jadi ke-112 Kabupaten Solok harus menjadi pengingat bahwa kemajuan daerah tidak hanya diukur dari jalan mulus atau bangunan megah, melainkan dari kualitas manusia di dalamnya. Karena sesungguhnya, infrastruktur yang paling penting adalah pendidikan.
Dengan semangat “Kabupaten Solok Bangkit, Petarung, dan Sejahtera,” semua elemen yaitu pemerintah, masyarakat, adat, dunia usaha, pemuda, hingga perantau memiliki peran yang sama pentingnya dalam memastikan generasi Kabupaten Solok bisa berdiri tegak dan bersaing di panggung Sumbar, bahkan nasional.
Mari jadikan momentum ini sebagai langkah awal menuju Kabupaten Solok yang lebih cerdas dan sejahtera.
(Ditulis berdasarkan data dari berbagai sumber)