7.topone.id – Ketua Fraksi Partai Gerindra Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Solok, Hafni Hafiz, A.Md, menyebutkan bahwa musibah longsor juga menghantam Kabupaten Solok, yaitu “Jalan Kabupaten Solok” yang menghubungkan Nagari Sariak menuju Nagari Sungai Abu. Dimana longsor tersebut membuat akses terputus, dan masyarakat terisolir.
Dewan Gerindra tersebut juga menegaskan bahwa Epyardi Asda masih Bupati Solok, dan memiliki tanggung jawab ke masyarakatnya.
“Pak Epyardi Asda hingga saat ini, masih Bupati Solok. Beberapa saat lalu, jalan kabupaten yang menghubungkan Nagari Sariak menuju Nagari Sungai Abu, yang membuat akses terputus dan masyarakat terisolir,” ungkapnya.
Hafni Hafiz mengungkapkan bahwa Jalan Lingkar yang menghubungkan Kecamatan Lembah Gumanti dan Danau Kembar, sudah satu tahun tidak diperbaiki. Ia juga menyebutkan bahwa kondisinya semakin parah dan tidak bisa lagi dilewati mobil.
“Mohon teman-teman media dan netizen untuk memviralkan. Dalam kapasitas sebagai Anggota DPRD, saya sudah berkali-kali meneriakkan ini. Bahkan sudah membawa Dinas PUPR ke lapangan. Tapi, tak ada progress (Kemajuan) hingga kini,” kata Hafni Hafiz di Solok, Rabu (15/05/2024).
Saya memohon dengan penuh harap, imbuhnya, agar kita tidak hanya memikirkan daerah (Kabupaten/kota) lain. Di dalam Kabupaten Solok, masih banyak yang perlu kita benahi.
Hal senada juga diungkapkan salah satu tokoh masyarakat Kabupaten Solok, Ir. Bachtul. Anggota DPRD Sumatera Barat (Sumbar) dua periode (2004-2009 dan 2009-2014) tersebut meminta agar musibah yang menghantam Sumbar tidak menjadi ajang politik bagi Bupati Solok, Epyardi Asda.
Politisi dari Nagari Guguak, Kecamatan Gunung Talang itu Kabupaten Solok itu juga meminta Epyardi Asda untuk segera pulang, karena Kabupaten Solok juga terkena musibah.
“Di Agam tidak ada jalan Kabupaten Solok, tidak ada irigasi Kabupaten Solok. Tapi disini (Kabupaten Solok), yang terisolir rakyat Epyardi Asda. Pulanglah segera. Lihat masyarakat kita yang terisolir dan terkena musibah,” harap Bachtul.
Dikatakannya, nantilah berkampanye untuk Calon Gubernur. Daftar dulu ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumbar, baru berkampanye. Saya akan tunaikan janji saya untuk membungkuk 100 kali, jika Epyardi Asda punya nyali untuk ikut Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sumbar.
“Kalau tidak, berarti dia pengecut yang tak punya nyali,” ujarnya.
Sementara itu, Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Solok kembali dinilai publik menggiring opini terkait ikut sertanya Bupati Solok Epyardi Asda membantu sejumlah daerah-daerah yang terdampak bencana banjir dan tanah longsor di Sumbar.
Namun, penggiringan opini tersebut dilakukan secara berlebihan. Bupati Solok Epyardi Asda dalam rilis Dinas Kominfo Kabupaten Solok dikesankan sebagai sosok sentral yang membahas penanganan bencana di Sumbar bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana(BNPB) dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pusat di Kabupaten Tanah Datar, Selasa (14/05/2024) lalu.
Dimana Epyardi Asda yang masih seorang Bupati Solok namun dikesankan sudah “Bak seperti seorang Gubernur Sumbar”.
Dinas Kominfo Kabupaten Solok menyebutkan bahwa sebelumnya Bupati Solok bersama Solok Super Team (SST), membantu Kabupaten Agam dengan mengerahkan ekskavator milik Pemerintah Kabupaten Solok, dana Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Solok Rp25 juta, dan bantuan Korpri Kabupaten Solok sebanyak 100 paket Sembilan Bahan Pokok (Sembako).
Dinas Kominfo Kabupaten Solok juga menyebutkan bahwa Bupati Solok Epyardi Asda membantu dengan uang pribadinya untuk pendirian dapur umum, selimut, pakaian ganti, kain sarung serta bantuan logistik.
Saat berkunjung ke Posko Utama dj Gedung Indo Jalito (Rumah Dinas Bupati Tanah Datar), Epyardi Asda bertemu dengan Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah, dan Anggota Komisi VIII DPR RI John Kenedy Azis serta Bupati Tanah Datar Eka Putra.
Pada kesempatan itu, Epyardi Asda menanyakan langsung bagaimana penanganan bencana dan survei puncak Gunung Marapi. Karena Kabupaten Solok juga memiliki gunung berapi, yakni Gunung Talang.
“Sebagai kepala daerah dan di wilayah kami juga ada gunung berapi yakni Gunung Talang. Maka saya ingin secara jelas bagaimana dan apa penanganan pasca bencana ini. Untuk Marapi ini, saya berharap kita semua juga melihat langsung bagaimana kondisi puncak Marapi itu, jangan-jangan nanti masih ada sisa material lahar dingin yang mengancam warga kita di bawah kaki bukit,” sebutnya.
Epyardi Asda juga meminta BMKG untuk menjelaskan terkait cuaca yang mempengaruhi Sumbar, khususnya daerah yang bedekatan dengan gunung dan perbukitan seperti Kabupaten Solok.
“Kami minta arahan dan penjelasan langsung kepala BNPB dan BMKG, memang penjelasan ini yang kami butuhkan. Kordinasi yang cepat sehingga kami kepala daerah tahu apa yang mesti dilakukan,” kata Epyardi Asda.
Salah satu contoh tadi ada solusi dengan relokasi, lanjutnya, kemarin saya telah datang ke Kabupaten Agam, di situ masyarakat melaporkan bahwa mereka sudah takut untuk tinggal kembali di daerah itu, dan ini yang ingin kita carikan solusinya, karena menjadi traumatik bagi mereka.
“Tadi malam kami mendapatkan musibah yang luar biasa, dan menyebabkan terputusnya akses jalan nasional yang ada di Kabupaten Solok menuju Solok Selatan,” ucap Epyardi, seraya mengajak Kepala BNPB untuk melihat kondisi di Kabupaten Solok. (Rd)