KABUPATEN SOLOK – Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Solok, Nazar Bakri soroti arah pembangunan Kabupaten Solok di bawah kepemimpinan Bupati Solok Epyardi Asda. Hal itu, terlihat di postingan sebuah akun di Media Sosial (Medsos) TikTok yang telah beredar luas, dengan link (https://www.tiktok.com/@nazarbakrii/video/7308310273922714886?_t=8hyW1X1BKK1&_r=1)
Sebagai Anggota DPRD Kabupaten Solok yang sudah tiga periode menjabat, dirinya melihat miliaran rupiah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Solok selama 2023, tersedot untuk pembangunan infrastruktur milik pribadi Epyardi Asda, yakni Kawasan Chinangkiek Dream Park di Nagari Singkarak, dan Bukit Cambai Resort di Kecamatan Danau Kembar.
“Opini yang dibentuk oleh Bupati Solok (Epyardi Asda) adalah pembangunan infrastruktur yang berkeadilan. Hal ini selalu disampaikan Bupati Solok di semua tempat. Tapi, setelah kita bedah APBD Tahun 2021, 2022 dan 2023, apa yang digembar-gemborkan Bupati Solok Epyardi, tidak terlihat,” sebut Nazar Bakri.
Nazar Bakri mengungkapkan, dua (2) fasilitas wisata milik pribadi Bupati Solok Epyardi Asda, Chinangkiek Dream Park dan Bukit Cambai Resort yang telah menyedot anggaran miliaran rupiah itu, bahkan tidak masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Solok 2005-2025.
Menurut Nazar Bakri, semestinya RPJM Kabupaten Solok harus direvisi terlebih dahulu, dengan memasukkan Chinangkiek dan Bukit Cambai, baru APBD bisa digunakan.
“Untuk pembangunan infrastruktur jalan di seluruh Kabupaten Solok, ada alokasi sebesar Rp23 miliar, namun sebanyak Rp16 miliar tersedot untuk dua kawasan itu, yakni Chinangkiek dan Bukit Cambai. Tapi, selama ini kita (DPRD Kabupaten Solok) diam. Padahal, masih ada daerah di Kabupaten Solok ini yang belum ditempuh roda (Kendaraan). Bahkan masih ada yang belum diaspal sejak daerah itu ada,” ungkapnya.
Nazar Bakri yang merupakan putra daerah Nagari Paninggahan Kecamatan Junjung Sirih Kabupaten Solok itu, juga mengungkapkan bahwa di Nagari Paninggahan, hanya punya satu ruas jalan kabupaten, yakni ruas jalan Gando-Tambak yang hanya sepanjang 1 kilometer.
“Jalan ini, dirintis pertama kali oleh Bupati Solok periode 1995-2005, Dr. Gamawan Fauzi. Tapi setelah Gamawan, Gusmal (2005-2010), Syamsu Rahim (2010-2015), Gusmal 2016-2021) dan Epyardi Asda (2021-2025), ruas jalan itu tak pernah siap. Bahkan saat ini, ruas jalan itu sudah dibagi dua menjadi Paninggahan-Gagoan dan Tambak-Gantiang,” ungkapnya lagi.
Dikatakannya, bahkan ada satu jorong di Nagari Paninggahan, yakni Jorong Kotobaru, sampai sekarang belum pernah ada jalan aspal. Karena itu, sekarang saya sangat ngotot agar ruas jalan ini segera diselesaikan.
Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua Fraksi Partai Demokrat Kabupaten Solok, Efdizal, SH, MH. Selain itu, Efdizal yang juga menjabat sebagai Sekretaris DPC Partai Demokrat Kabupaten Solok itu, juga mempertanyakan konsep pembangunan berkeadilan yang selalu digembar-gemborkan Bupati Epyardi Asda.
Bahkan, menurut Efdizal, di setiap kunjungan ke daerah-daerah di seluruh Kabupaten Solok, Epiyardi Asda selalu mengatakan ke masyarakat, bahwa APBD Kabupaten Solok itu banyak (Besar). Sehingga, meminta seluruh masyarakat untuk mengusulkan apapun.
“Ini saya buktikan sendiri, saat Bupati kunjungan ke Nagari Sungai Abu (Kecamatan Hiliran Gumanti), beliau mengatakan ‘jangan cemas Bapak Ibu, tidak ada anggota dewan disini, tidak masalah, nagari Bapak Ibu akan saya bangun. Silakan mengusul.’ Tapi setelah diusulkan masyarakat, dan saya lihat di buku APBD, ternyata nonsen,” ungkap Efdizal.
Efdizal juga mengungkapkan selama ini Fraksi Demokrat menjadi koalisi Epyardi Asda-Jon Firman Pandu, karena Epyardi Asda mengatakan dirinya akan menghibahkan jiwa raganya, dan sisa hidupnya untuk Kabupaten Solok dengan jargon Mambangkik Batang Tarandam.
Seperti diketahui, Fraksi PKS dan Fraksi Demokrat bersama Fraksi PAN, Fraksi PDIP-Hanura, Fraksi Golkar dan Fraksi NasDem menjadi koalisi Epyardi Asda. Sementara, gerbong oposisi ditempati oleh Fraksi Gerindra dan Fraksi PPP. Padahal Fraksi Gerindra yang pada Pilkada 2010 lalu mengusung Epyardi Asda (Ketua DPP PAN) dan Jon Firman Pandu yang merupakan Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Solok.
Dua video Ketua Fraksi di DPRD Kabupaten Solok yang beredar luas di Medsos ini, mendapat tanggapan beragam di masyarakat. Ada yang mendukung “tobat” para legislator Kabupaten Solok di detik-detik sebelum “sakratul maut” jelang Pileg 14 Februari 2024. Meskipun ada juga yang “mencibir” dan mempertanyakan selama ini kemana para legislator tersebut.
“Selama ini, mereka kemana saja? Kok tobatnya baru sekarang, di detik-detik jelang sakratul maut. Atau karena ingin kembali terpilih jadi Anggota DPRD periode 2024-2029?. Kami yakin, masyarakat Kabupaten Solok sudah cerdas dalam menentukan pilihan. Baik untuk Anggota Dewan maupun Bupati Solok ke depan,” ujar akun bi**y_nsi. (Rd)