7.topone.id – Masyarakat Kabupaten Solok menilai Bupati Solok Epyardi Asda tak amanah dan tidak konsisten atas ucapannya. Pasalnya, setelah Epyardi Asda menjabat sebagai Bupati Solok dirinya terkesan lebih memprioritaskan peningkatan ekonomi keluarganya dari pada memperhatikan persoalan ekonomi masyarakat.
Bupati Solok dinilai lebih mementingkan keuntungan pribadi dan keluarga, dibandingkan memberi perhatian ataupun solusi terhadap persoalan kerugian di tengah-tengah masyarakat. Diantaranya, Bupati Solok Epyardi Asda lebih memprioritaskan pembangunan jalan ke objek wisata Cambai Hill milik keluarga, dari pada mewujudkan apa yang telah dijanjikan ke masyarakat waktu kampanye saat dirinya mencalonkan diri sebagai Bupati Solok periode 2020-2025.
Program unggulan dari Epyardi Asda tersebut diantaranya pembangunan pabrik saos cabe dan tomat, pembangunan sentra pertanian dan perdagangan terpadu, satu kecamatan satu produk unggulan. Tentunya program-program unggulan dari janji kampanye Epyardi Asda itu sangat ditunggu-tunggu masyarakat Kabupaten Solok, agar permasalahan terhadap kerugian dari hasil panen masyarakat tani bisa teratasi.
Diakhir masa jabatan Epyardi Asda sebagai Bupati Solok, dan setelah masyarakat tani kembali merugi atas anjloknya harga hasil panennya (Tomat), Bupati Solok baru mendatangi Kepala Badan Standarisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI), Kementrian Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin RI), Senin 01 Juli 2024.
Masyarakat sangat menyayangkan pergerakan Bupati Solok Epyardi Asda, yang terkesan lamban mengatasi persoalan-persoalan ekonomi yang sangat merugikan masyarakat Kabupaten Solok.
Seperti baru-baru ini, dengan anjloknya harga tomat di Kabupaten Solok membuat para petani mengalami kerugian yang cukup besar, ditambah dengan ketidakmampuan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Solok mengatasi persoalan tersebut, dimana sebelumnya permasalahan itu sering dialami oleh petani tomat di daerah setempat.
“Betul, sepertinya Bupati Solok Epyardi Asda lebih mementingkan ekonomi keluarganya dari pada menyelesaikan persoalan ekonomi masyarakat,” kata salah satu masyarakat yang minta namanya tak dituliskan dalam pemberitaan ini, di salah satu warung kopi di Nagari Kotobaru, Kecamatan Kubung Kabupaten Solok, Selasa (02/07/2024).
Lebih lanjut masyarakat itu menyebutkan, kalau masalah Jalan ke Cambai Hill Bupati Solok lebih getol untuk menuntaskannya, dimana objek wisata tersebut adalah milik keluarganya walaupun hal itu mendapat kecaman dari banyak kalangan masyarakat.
“Begitu juga terkait persoalan anjloknya harga tomat ini. Setelah petani merugi baru menemui Kemenperin RI. Padahal untuk mengatasi persoalan tersebut adalah salah satu program unggulan yang disampaikannya saat mencalonkan diri sebagai Kepala Daerah Kabupaten Solok ini, yaitu akan membangun pabrik saos cabe dan tomat,” ungkapnya.
Menurutnya, Epyardi Asda adalah orang yang tidak amanah dan tidak konsisten atas ucapannya. Apalagi Epyardi Asda juga terkesan lepas tanggung jawab dengan sekarang mau “Otewe” untuk ikut Pilkada Sumbar.
“Bagaimana mungkin orang yang tak amanah dan tidak konsisten atas ucapannya bisa dipilih oleh masyarakat Sumbar, apalagi Kabupaten Solok semenjak Epyardi Asda jadi Bupati Solok hanya terkenal dengan buruknya, bukan kebaikannya,” ujarnya.
Menurutnya, percuma mendapatkan kepala daerah yang kaya sedangkan harta kekayaannya juga tak bisa membantu persoalan-persoalan ekonomi masyarakat Kabupaten Solok. Selain itu, ia berharap kepada Bupati Solok Epyardi Asda agar serius menunaikan apa yang telah dijanjikan ke masyarakat.
Sebelumnya, masyarakat tani di Kabupaten Solok bagian selatan (Alahan Panjang dan sekitarnya) banyak yang membuang tomat hasil panennya ke jurang, dan ke sungai akibat anjloknya harga tomat tersebut dipasaran.
Dari informasi yang dihimpun media ini, tomat yang biasanya dengan harga Rp6 – Rp8 ribu perkilogram hanya laku dijual dengan harga Rp20 ribu perpeti. Dimana peti tomat tersebut juga dinilai seharga Rp20 ribu. (Rd)