Menu

Mode Gelap

News · 13 Feb 2023 WIB ·

Cegah Stunting, Dinkes Kota Solok Launching Gerakan Protein Hewani


 Cegah Stunting, Dinkes Kota Solok Launching Gerakan Protein Hewani Perbesar

SOLOK KOTA – Stunting mencerminkan kondisi gagal tumbuh akibat dari kekurangan gizi kronis, sehingga anak menjadi terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi kronis juga akan berdampak pada gangguan perkembangan.

Berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, angka stunting di Indonesia masih mencapai 21,6 persen. Meskipun telah ada penurunan angka stunting sebanyak 2,8 persen dibandingkan data SSGI 2021 yang mencapai 24,4 persen, tetapi prevalensi tersebut masih lebih tinggi dibanding angka yang dianjurkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) yaitu di bawah 20 persen.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Solok, melalui Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) mengadakan Launching Gerakan Protein Hewani Cegah Stunting, di Posyandu Wijaya Kusuma 7 Kelurahan Tanjung Paku, Kecamatan Lubuk Sikarah Kota Solok, Senin (13/02/2023).

Peluncuran gerakan protein hewani dihadiri, Kabid Kesmas Ns. Hartini, Kepala Puskesmas Tanjung Paku, dr. Sri Yulianti, MARS dan Lurah Tanjung Paku Yuhendri, Ketua LPMK Kelurahan Tanjung Paku Reynaldi, Ketua TP-PKK Kelurahan, Ketua RW, dan Bundo Kanduang Tanjung Paku.

Dalam acara itu, diperkenalkan kembali panduan Isi Piringku kepada masyarakat sesuai kelompok umur sebagai solusi pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga, khususnya ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Edukasi isi piringku dan demo masak diberikan oleh Pelaksana Gizi dan Kader Posyandu yang langsung didengar dan dilihat oleh ibu hamil, dan orangtua bayi dan Balita.

Kepala Puskesmas Tanjung Paku Sri Yulianti menyebutkan, terdapat banyak sumber makanan yang mengandung protein hewani dan zat besi dapat diperoleh dengan mudah misalnya pada daging merah, ayam, hati, ikan, telur dan susu terfortifikasi.

“Kami mengharapkan kepada seluruh masyarakat terutama ibu hamil dan ibu menyusui untuk dapat menggerakkan kembali protein hewani untuk mencegah stunting. Sebagaimana diharapkan oleh pemerintah untuk tahun 2024 minimal stunting di angka 14 persen,” kata Sri Yulianti.

Kekurangan gizi kronis terjadi sejak bayi dalam kandungan hingga usia dua tahun atau pada periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), sehingga perlu dilakukan kegiatan pemantauan pertumbuhan pada Balita setiap bulan, dan pemantauan perkembangan minimal dua kali setahun, serta penanggulangan masalah gizi lainnya melalui pendekatan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Lurah Tanjung Paku Yuhendri, dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada petugas kesehatan dan tenaga (Kader) Posyandu yang telah mempersiapkan acara ini dengan baik. Ia berharap, selain kader dan petugas, semua pihak dapat bekerja sama dalam upaya pencegahan stunting.

Acara diakhiri dengan pelayanan kesehatan yang meliputi pemeriksaan ibu hamil, imunisasi, pemberian vitamin A, dan obat cacing. (Rd)

Artikel ini telah dibaca 15 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Terdepan di Sumbar, Disperindag Kabupaten Solok Raih 100 Persen Realisasi Inpres Koperasi Merah Putih

19 May 2025 - 07:51 WIB

Koperasi Merah Putih Harapan Ekonomi Desa yang Terancam oleh Nepotisme

17 May 2025 - 22:38 WIB

Ganti Mesin Rusak, Saatnya Bupati Solok Tunjukkan Keberanian

10 May 2025 - 07:02 WIB

Pemerintah Dorong Pembangunan Jalur Alternatif Aie Dingin, Solusi Permanen Atasi Longsor dan Tingkatkan Ekonomi Daerah

8 May 2025 - 19:57 WIB

Wujudkan Pemerintahan Responsif dan Melayani, Pemkab Solok Launching Layanan Pengaduan Digital Lapor Pak Bupati JFP

8 May 2025 - 19:38 WIB

Kabupaten Solok Siap Menjadi Destinasi Wisata Halal Berbasis Digital

7 May 2025 - 19:40 WIB

Trending di Advertorial